Jumat, 31 Desember 2010

SEBUAH MASA


Setangkai daun kembali tertunduk
Terangkum dalam sepi di suatu musim dingin
Dalam sebuah rimba
Yang dipenuhi angin-angin pengharapan
Kembali terbayang sebuah dongeng
Yang tercipta dalam dirinya
Terasa meremas-remas helaian cantiknya
Membuatnya menjadi kusam
Sehingga ulat pun enggan bersemayam padanya
Dongeng itu membuatnya kaku
Seperti musim salju bagi binatang tropis
Sesekali
Sinar mentari menerobos dari sela dedaunan
Kembali mengalirkan darah yang mulai enggan berjalan
Membuatnya serasa seperti daun peko
Yang menggelitik untuk di gelitik
Dan tetap bertahan pada gelisahnya
Demi sebuah rangkaian cerita
(091097, jogja)

Minggu, 19 September 2010

berita pagi ini di koran


berita pagi ini di koran
satu lagi nyawa melayang
dia seorang wartawan

kini empat sudah terjadi
selalu tanpa peringatan lebih dini
papua, kalimantan, tual, dan palembang
lalu dimana lagi akan datang
berita pagi ini di koran
lalu besok dan lusa ada lagi
wartawan terus jadi korban
diculik, dianiaya, di intimidasi dan dibunuh

berita pagi ini di koran
mampukah hentikan kami
nyatakan fakta tiada henti...

Sabtu, 05 Juni 2010

Do Not Stand at My Grave and Weep

(from my friend email)

Do not stand at my grave and weep,
I am not there, I do not sleep.

I am a thousand winds that blow,
I am the diamond glints on the snow.

I am the sunlight on ripened grain,
I am the gentle autumn's rain.

When you awaken in the mornings hush,
I am the swift uplifting rush,
of quiet birds in circled flight.
I am the soft star that shines at night.

Do not stand at my grave and cry,
for I am not there,
I did not die.
~Author Unknown

Senin, 17 Mei 2010

KAMU

Kau tak mau kamu ada dalam benakku
Walau selintas
Aku tak mau kamu bergayut manja dalam angankuku
Walau kupulas
Aku tak mau kamu bermain mesra dengan diriku
Walau ku berbias
Aku mau kamu tak ada di sisiku dan tersedu
Aku mau kamu tenggelam dalam palungku dan kupapar utuh
Karena ku pernah jatuh


YOU

You do not want you on my mind
Although briefly
I do not want you hanging spoiled in angankuku
Although kupulas
I do not want you to play intimate with me
Although I berbias
I want you there beside me and sob
I want you to drown in palungku and kupapar intact
Because I've fallen

Di Penajam kita berpisah



Setelah mengucapkan selamat tinggal pada semua yang mungkin bernama pertemuan,. Kau menyodorkan tanganmu, untuk apa?
‘’maafkan aku ’’katamu dalam diam. aku kemudian mencium tanganmu.
Malam menyelimuti Penajam
Kita berpisah di gapura, di dua bus yang menuju tujuan berbeda,
Kau terngungun menatap langit
Aku tergugu tertunduk batinku, ‘’kita mestinya menuntaskan mimpi.’’
Di ujung timur borneo,
Kita akhiri sebuah kisah

Minggu, 28 Maret 2010

DI ANTARA SECANGKIR KOPI


 Kepedihan
Kita dapatkan pada kenikmatan-kenikamatan
Semu yang kita nikmati
Kepedihan itu bersembunyi
Mengembrio…
Pada wajah sang pemberani
Yang tak tahu dimana dia harus berani
Pada prajurit yang bersenjata lengkap
Sehingga tidak ada lagi yang bisa dipegang
Dan pada orator-orator
Yang tak bicara dengan makna

Berapa manusia yang mampu
Membelalakkan mata hatinya
Berapa manusia yang berani
Membutakan matanya
Menulikan telinganya
Membisukan mulutnya
Untuk menelan kepedihan
Lalu mencerna kepedihan dalam lambungnya
Dan mengambil sarinya
Menjadikanya oksigen untuk menyambung nyawanya
…………..
Kepedihan adalah makanan
Kenikmatan semu itu bisa cobra atau syianida
Keberanian bukanlah lunturan makna
Keberanian sejati itu ada dimana-mana
Tapi…
Juga tersembunyi….
Kepedihan
Kita dapatkan pada kenikmatan
Semu yang kita nikmati
Kepedihan itu tersembunyi…

Senin, 22 Februari 2010

DI BAWAH JERUJI BESI

Duduk termenung di tepian daratan
Menerawang ke puing –puing asa yan berserakan
Terhantam palu godam
Menyisakan pedih dan kerinduan
Semilir angin pantai menghadirkan lagu-lagu syahdu
Pada realita
Menyajikan taqwa yang tercecer
Di jejak-jejak kaki bahtera
Kerinduan pun terhalang samudra
Kerinduanpun terkukung kabut derita
Kerinduanpun terdindiingi wibawa sang Jaksa
Kini terduduk seorang anak manusia
Di tepian daratan
Merindu pada pendalaman
Pada kekasih sejati
Kini…
Pada angin dia berharap
Menyampaikan rindunya yang lain
Walau hanya seuntai sapaan yang sampai disana
Di ujung samudra

BELOW bars
Sat on the edge of the mainland
Stared into the rubble strewn despair yan
Hit by a sledgehammer
Pain and yearning remains
Coastal breezes bring solemn songs
In reality
Presenting piety scattered
Footprints in the Ark
Longing for the ocean was obstructed
Kerinduanpun terkukung fog misery
Authority of the Attorney Kerinduanpun terdindiingi
Now sat a human child
On the mainland shore
Miss at deepening
In a true lover
Now ...
In the wind he hoped
Delivering another missed
Although only a wisp of address until there
At the end of the ocean

Minggu, 14 Februari 2010

pada belahan dibilangan lalu

sebuah perjalanan dalam lembar kehidupan...
ia kan terus berjalan dalam luapan ria dan nestapa
jika sekarang kutemukan prahara dalam bahtera
ia kan buatku menghirup nafas di udara pagi..

aku makin pergi dalam kepergianmu...
jelajahi cakrawala pagi..
yang ternyata ada dalam diri..
kadang tak kuasa jari lentik ini
usung sebuah onggokan batu pipih
yang kian menyesaki rongga dada nan rapuh..

kuniatkan kembali..
pada diri nan telah lama di buaian belantara..
pada jiwa yang lelah usang mengelana
di padang dawaian beraroma dan bertahtakan mahkota...

aku (ingin) pulang...pada rumah yang telah lama kutinggalkan..
(pernah hinggap ia di perjalanan kita)

@....buat dirimu dalam kesadaranku

IN THE PAST hemisphere
a journey in a sheet of life .
he will always walk in the flood of fun and sorrow
if now I found the tempest in the Ark
He's made me breathe in the air in the morning ..

I'm getting to go in your journey ...
explore the horizon in the morning ..
which turned out to have inside ..
sometimes tapering fingers are powerless
stretcher a flat rock pile
an increasingly fragile crammed into the chest cavity nan ..

kuniatkan back ..
on self-nan has been long in the jungle crib ..
on a tired old soul wandered
in the fields dawaian flavorful and crown ...

Selasa, 19 Januari 2010

DI BANGUNKAN DARI TIDUR

Betapa luasnya dunia
Kala mataku sayup-sayup membuka
Ribuan taman bunga tergelar
Wanginya segarkan benakku
Yang lama termangu
Ah…
Tepekurlah aku
Disinar mentari pagi
Seburat jingganya mematahkan dormasi
Membuka kisi-kisi yang yang membingkai langkahku
Melancarkan benak yang dulu kelu
Semua terang sudah kini …
Dan..
Ku buka katup hidungku lebar-lebar
Tuk buka nikmati aroma ribuan taman bunga
Akankah pesonanya merasuk di jiwaku?

IN THE wake FROM SLEEP

How widespread the world
Kala faint opened my eyes
Thousands of unfolding flower garden
Fragrance refresh my mind
Old stunned

Ah ...

Sunlight in the morning sun
Break orange Seburat dormasi
Open the grille that frames the pace
Launched the first mind-tied
All light is now ...
And ..
Open my nose wide open throttle
Enjoy the scent of thousands of tuk open flower garden
Will charm pervasive in my soul?

Kamis, 14 Januari 2010

PUTIH BIRU PAGI

Lantunan pagi bawa aku
Menatap seraut wajah mungil
Yang tengah bermimpi
Ribuan kata tersusun di rongga dada
Yang tak pernah sampai di penikmat gita
Hanya bisa menjelma bunga
Yang wanginya
Mengikat amisnya darah di tubuhku
Oh…alam…
Biarlah wajah itu tetap pulas
Lembut di balut kata-kataku yang tak pernah sampai
Biarlah aroma bungaku
Menghangatkan mimpinya
…..
Kembali aku menatapnya
Membawa ribuan kata-kata
Yang tak pernah sampai
Biar makna yang bicara

WHITE BLUE MORNING


I take the morning rebound
Staring at the tiny face
The middle of a dream
Thousands of words are arranged in the chest cavity
Who never reached the recipient gita
Interest can only be transformed
The fragrance
Amisnya blood in my body binding
Oh ... nature ...
Let's face was still asleep
Bandage soft words that never until
Let the scent of my flowers
Warms dream

Senin, 04 Januari 2010

kamu





Kau tak mau kamu ada dalam benakku
Walau selintas
Aku tak mau kamu bergayut manja dalam angankuku
Walau kupulas
Aku tak mau kamu bermain mesra dengan diriku
Walau ku berbias
Aku mau kamu tak ada di sisiku dan tersedu
Aku mau kamu tenggelam dalam palungku dan kupapar utuh
Karena ku pernah jatuh

Minggu, 03 Januari 2010

melepasmu

ingin kuciptakan senja yang tak terhapus dari ingatan. di situ kubangun arcamu. dan matamu kerekat dengan airmata yang dulu kau seka dari pipiku.seusai kuceritakan kerinduan hawa pada adam.

mengenanglah dalam dadaku. jadilah magma
yang mengeras yang kelak akan kita pahat jadi kanak-kanak yang pandai
menggambar wajah tulus kewanitaanku dan paham mengukir raut kasar kelelakianmu
mengendap dalam hatiku: ku tahu di hatimu ada laut yang mencintai seluruh musim

let you go
I wanted to create twilight that was not erased from memory.
I built the statue there for you.
and your eyes with tears kerekat once you wipe from my cheek.
longing desires after I told him at adam.

remember in my chest. Be magma
which hardens the future we will be carving a good childhood
drawing a face sincere expression of femininity and sculpt rough idea kelelakianmu
settles in my heart: I know in your heart there who love the sea throughout the season

Sabtu, 02 Januari 2010

pada daun...

Embun-embun pun tercemari
Tinta sang penulis naskah negeri
Kala guratannya memenuhi lembaran-lembaran daun lontar
Menghitamkan cakrawala
Mensunyika gemericik air sungai yang mengalir di tengah savanna

Embun-embun dibelai lembut
Di kemas menjadi sebotol arak
Di tampung dalam keranjang anyaman bamboo
Dialirkan ke dalam gelas piala
Lalu diuapkan dilingkaran hari

Embun-embunpun berceceran
Tersapu angin hari-hari
Bergulir jatuh
Terlindas derap langkah kuda pasukan pemburu
Terberai
Tertimpa piring nasi kompeni

Akankah….
Embun itu sempat terserap oleh daun-daun
Mengalir menghangatkan nafasnya
Sampai vonis waktu tiba

ON LEAF


Dew-dew was tainted
Ink country's screenwriter
meet palmyra leaf sheets
Blacken the horizon
gurgling river that flows in the middle of savanna

Dew-dew gently caressed
In the boxed into a bottle of wine
In accommodating the woven bamboo baskets
Poured into a glass trophy
Then evaporated day

Dew-dropping
Wind swept days
Scrolling down
Troops crushed horse hunter pace
VOC crushed rice plate

Will ....
Dew had a chance to be absorbed by the leaves
Flowing warm winded
Until the arrival time of verdict

pada bunga...


Terbelalak matanya
Melihat kabut dan cahaya bergelut
Di tengah kepingan asa
Setengah lunglai
Di pinggiran malam
Bergetarlah sang kalbu
Menjerit tak bersuara
Mendendangkan suatu kerinduan
Pada telaga di atas bukit
Pegunungan
Persawahan
Dan rumah kecil pada kakinya
Daladm penerangan lentera
Pada bunga
ingatkah
masihkah
(sampit, 20.08.98)