Senin, 22 Februari 2010

DI BAWAH JERUJI BESI

Duduk termenung di tepian daratan
Menerawang ke puing –puing asa yan berserakan
Terhantam palu godam
Menyisakan pedih dan kerinduan
Semilir angin pantai menghadirkan lagu-lagu syahdu
Pada realita
Menyajikan taqwa yang tercecer
Di jejak-jejak kaki bahtera
Kerinduan pun terhalang samudra
Kerinduanpun terkukung kabut derita
Kerinduanpun terdindiingi wibawa sang Jaksa
Kini terduduk seorang anak manusia
Di tepian daratan
Merindu pada pendalaman
Pada kekasih sejati
Kini…
Pada angin dia berharap
Menyampaikan rindunya yang lain
Walau hanya seuntai sapaan yang sampai disana
Di ujung samudra

BELOW bars
Sat on the edge of the mainland
Stared into the rubble strewn despair yan
Hit by a sledgehammer
Pain and yearning remains
Coastal breezes bring solemn songs
In reality
Presenting piety scattered
Footprints in the Ark
Longing for the ocean was obstructed
Kerinduanpun terkukung fog misery
Authority of the Attorney Kerinduanpun terdindiingi
Now sat a human child
On the mainland shore
Miss at deepening
In a true lover
Now ...
In the wind he hoped
Delivering another missed
Although only a wisp of address until there
At the end of the ocean

Tidak ada komentar: